Artikel Oleh
Ferina Arkan
5 Oktober 2023
Disadur dari artikel:
https://blog.admixer.com/what-happens-if-you-stop-advertising/
1. Menaikkan brand awareness produk atau jasa
2. Menjadi alat promosi agar calon pelanggan yakin untuk membeli
3. Membangun reputasi dan mempertahankan identitas dari perusahaan
Ketiga alasan di atas menjadi faktor penting bagi sebuah produk atau layanan untuk dapat membedakan diri di antara para kompetitornya. Disini peran advertising menjadi penting.
Persaingan bisnis yang ketat membuat para brand berlomba-lomba agar masyarakat memperhatikan, mengenali, dan membeli produknya. Melakukan advertising, selain perlu adanya anggaran juga perlu mempunyai strategi yang matang. Beberapa perusahaan terpaksa menahan diri untuk beriklan karena kendala budget.
Menurut pakar ekonomi Peter Field memperingatkan bahwa dengan pemotongan budget iklan bisa menempatkan brand di posisi yang tidak bagus.
Jika bisnis Anda tidak melakukan periklanan maka ada dampak yang terjadi pada jangka panjang dan jangka pendek, adapun dampaknya ialah:
Menurut Kantar Millward Brown, adanya penghentian advertising tidak berdampak langsung pada jalannya bisnis, mungkin yang terjadi adalah kehilangan banyak media dan kesadaran terhadap komunikasi brand menurun. Citra/image, penjualan, dan pelanggan baru akan terkena dampaknya pula meskipun sangat kecil. “Kesehatan merek menjadi rentan ketika perusahaan berhenti beriklan, jika mereka melakukannya terus menerus selama enam bulan, akan merusak kesehatan perusahaan jangka pendek dan jangka panjang.” kutipan dari Jane Ostler – Global Head of Media Kantar Insight
Apabila kita mengurangi iklan, konsumen akan mencari pikihan lain yang sedang trend atau digemari masyarakat, sehingga lambat laun merek bisnis Anda semakin tidak terdengar familiar di kalangan masyarakat. Sebuah studi kasus perusahaan asuransi Inggris yang dulunya sering beriklan di TV lalu berhenti muncul selama dua tahun, berdampak pengenalan merek rusak dan tingkat kepercayaan masyarakat hancur.
Ikatan emosional antara konsumen dan merek dapat mencakup tingkat popularitasnya, tingkat kesukaan, persepsi produk sebagai yang terdepan, beda dari kompetitor, dan harga. Antara belanja iklan merek dan ikatan emosional menunjukkan korelasi yang kuat menurut Millward Brown. Ketika merek berhenti beriklan selama enam bulan atau lebih metrik awareness nya akan turun. Penggunaan merek turun 13% dan citra merek 6%. 60% dari produk yang ‘tidak aktif’ akan mengalami penurunan paling sedikit di satu metrik consumer relation. Konsumen yang merasa tidak dilibatkan oleh merek dapat menggantikannya dengan merek yang lebih komunikatif.
Berhenti beriklan atau beriklan dengan budget yang minim akan memberikan risiko besar pada market share-nya. Contoh nya di pasar otomotif Afrika Selatan produsen mobil yang memilih untuk tidak beriklan, penurunan pangsa pasarnya lebih besar daripada kompetitornya yang tetap aktif beriklan.
Kantar Millward Brown memberikan ilustrasi contoh merek yang menghentikan iklan di wilayah B, tetapi tetap melanjutkan bisnis seperti biasa di wilayah A. Hasilnya adalah dalam setahun perusahaan kehilangan 2% pangsa pasar di wilayah B, di tahun berikutnya perusahaan kembali memasang iklan di wilayah B tetapi pangsa pasar terus tertinggal dibandingkan kompetitornya.
Dari analisis Advertising Research Foundation menyimpulkan bahwa mendapatkan Kembali pengenalan merek di pangsa pasar setelah berhenti beriklan lebih sulit dan mahal daripada mempertahankannya secara berkala.
Jika bisnis Anda tidak dapat mengatasi tekanan budget untuk iklan, cara yang efektif adalah menentukan media iklan yang ukuran audiencenya disesuaikan dengan kebutuhan, semakin luas jangkauannya semakin mahal, maka perlu membuat strategi iklan yang efektif. Beberapa media advertising yang bisa Anda coba untuk beriklan dengan budget yang disesuaikan:
1.OOH (Out of Home)
2.Digital ads (Instagram ads, Tiktok ads, Facebook ads)
3.Influencer